Bila Ibu Terlalu Sayang

Posted by M Fitra Nurdiansyah Selasa, 16 April 2013 0 komentar
bila ibu terlalu sayang
“Jadi begini bu, gigi geraham anak ibu sudah mulai tumbuh, nah proses gigi geraham sampai sempurna itu kira-kira setahun. Namun belum sampai setahun saat  pertumbuhan baru setengah, gigi geraham ini sudah bolong setengah,” ucap dokter gigi yang bertubuh besar namun lembut  menerangkan dengan perlahan-lahan kepada sang ibu. Dokter gigi itu pun nampak gemas dengan mengatakan kepada sang ibu; “ini pasti karena anaknya malas sikat gigi yah Bu, harusnya dikontrol anaknya Bu, paling kurang dua kali sehari menggosok giginya dan cara membersihkan giginya itu harus rapih dan teratur, kurangi makan yang manis-manis, minuman panas, minuman dingin karena dikhawatirkan akan membuat gigi menjadi rapuh.”

Sang ibu yang dikenal dengan Bunda Esti, yang siang terik itu membawa anaknya yang bernama Ihsan berobat ke dokter gigi, hanya bisa termangu dan kemudian mencubit kecil lengan anaknya. “Tuh kan, apa bunda bilang, kamu sih malas benar gosok gigi, maunya makan coklat melulu…” ucap Bu Esti kepada anaknya.

Ihsan kecil yang bertubuh gembul dan berwajah lucu hanya bisa meringis kesal. “Aduuuuuh… sudah sakitnya setengah mati, dokter malah cermah lagi, bunda juga malah marah-marah terus, gimana sih gak pengertian amat,” gerutu kecil Ihsan. Namun tak lama kemudian “astagfirullahaladzhim, astagfirullahaladzhim”  ucap Ihsan. Ihsan teringat kata ustadz Tarkim yaitu kalau ada yang sakit, banyak-banyak istighfar karena ketika kita sakit namun kita  ikhlas maka dosa-dosa akan dihapusakan. “Yaa Allah, cuma Engkau yang bisa menolong aku, dokter dengan bunda malah marah-marah saja,” doa Ihsan dalam hati.

“Oke, oke aku akan gosok gigi lima kali sehari bunda, pagi lalu sore lalu ketika selesai makan nasi dan ayam goreng, tapi cepet dong bunda sakittt nih…” keluh Ihsan sambil tangannya yang bulat memegang pipinya yang terlihat kemerahan karena membengkak. Dokter Riko tidak bisa melakukan perawatan apapun karena gusi yang berada dibelakang gigi Ihsan membengkak sehingga Ihsan harus pulang dulu dan mengempiskan bengkaknya dengan obat yang ditulis dokter Riko.

Dokter Riko menyalahkan bunda, bunda menyalahkan Ihsan lalu ketika ayah pulang, ayah menyalahkan bunda karena menurut ayah, bunda terlalu memanjakan Ihsan. Ayah juga mengatakan bahwa bunda juga tidak disiplin, bunda tidak tegaan, mentang-mentang Ihsan anak bungsu, dan kebetulan Ihsan berwajah bulat lucu, kalo Ihsan merengek minta makanan dan cemilan apa saja dan pada jam berapa saja, bunda selalu kabulkan. Seringkali Ihsan keasyikan nonton film kartun sampai jam 8 malam, sehingga ketika selesai makan malam, lalu film kartunnya selesai, Ihsan pun lalu mengantuk dan terlelap di sofa. Bunda dengan penuh kasih sayang menggendong Ihsan ke dalam kamar lalu menyelimutinya, mematikan lampu, lalu membisikkan doa mau tidur, terakhir mengecup kening Ihsan tanpa menyuruh Ihsan untuk menggosok gigi sebelum tidur.

Begitupun di pagi harinya, bunda tidak menyuruh Ihsan menggosok gigi dengan semua alasan Ihsan yang selalu ditoleransi bunda. Ihsan merasa kedinginan giginya kalau pagi-pagi menggosok gigi. Menurut ayah kenapa bunda tidak berpikir kalo memang itu alasan Ihsan tidak mau sikat gigi, mengapa bunda tidak menyuruh Ihsan untuk menggosok gigi dengan air hangat saja..? Menurut ayah bunda terlalu sayang pada Ihsan sehingga kasih sayang bunda membuat Ihsan kehilangan gigi graham disaat usianya masih kecil. Dan sakitnya menurut Ihsan luarbiasa dan” akh bunda… cintai aku dengan serius dong…”

Sesuatu yang berlebihan memang biasanya tidak baik. Begitu pula dengan kasih sayang yang berlebihan akan membuat anak tidak mandiri dan mungkin tidak disiplin seperti Ihsan. Semua itu Allah telah berikan kadarnya, begitu pula dengan kasih sayang. Allah mengajarkan kasih sayang dengan tanggung jawab dan juga kelembutan. Bunda Esti dapat mengajarkan Ihsan bertanggung jawab  terhadap kesukaannya memakan yang manis-manis dengan mengajarkannya untuk menggosok gigi setelahnya. Begitu pula dengan hal lainnya yang dapat diterapkan untuk memberikan kasih sayang pada buah hati kita.

Baca Selengkapnya ....

Pendidikan di Negeri Barat : Mereka Merusakkan Lego Yang Dibangunnya Sendiri

Posted by M Fitra Nurdiansyah 0 komentar
Lego Hancur
Pagi yang cerah di pinggir kota, di bagian barat Perth. Begitu keluar rumah, yang aku jumpai hanyalah pemandangan yang indah, dengan taman-taman yang luas, mainan outdoor yang sangat menyenangkan bagi anak-anak dan gratis bagi siapa saja yang ingin memainkannya. Suasana pagi itu semakin indah dengan banyaknya burung yang berterbangan dengan bebas, menari-nari dan mudah untuk ditangkap. Burung-burung terlihat mencari beberapa jumput roti yang dilayangkan ibu-ibu muda sambil mendorong kereta bayinya. Hal ini nampak jelas membuatku berpikir betapa sejahteranya negeri ini, Australia.

Di sini harga barang kebutuhan anak-anak juga cukup murah. Mainan juga sangat dijaga agar bersih dari toxin sehingga mainan-mainan disini dibuat dengan cat yang diperkenankan oleh pemerintah dengan standar tertentu. Bukan hanya itu, pampers untuk para bayi tersedia dengan mudah, walaupun dijualnya grosiran namun pampers-pampers disini hygienis dan mempunyai daya serap sangat bagus. Sungguh aku berpikir anak anak disini sangat dimanjakan oleh pemerintahnya, disayangi dan dicintai oleh siapa saja. Seperti yang aku lihat, sungguh beruntung ibu rumahtangga yang mempunyai banyak anak disini, bayangkan saja walaupun mereka tidak bekerja namun pendapatan mengalir deras bahkan bisa jadi lebih banyak daripada ibu yang bekerja di kantor. Coba bayangkan, dari satu orang ibu yang profesinya sebagai ibu rumahtangga saja, mendapatkan tunjangan yang sangat layak. Belum lagi ditambah dengan tunjangan satu anak, dua anak, tiga anak dan seterusnya yang dapat mereka ambil setiap dua mingguan di kantor pos terdekat dimana hal ini memang sudah diketahui dan dimengerti oleh siapapun yang tinggal di negeri ini.

Sekolah-sekolah di negeri ini dibangun dengan gedung yang sangat memperhatikan keselamatan anak-anak serta lapangan yang luas. Bukan hanya itu, para guru disini juga sangat baik lalu buku-buku yang digunakan juga sangat menarik. Di tambah lagi metode pendidikan yang digunakannya merupakan metode yang efektif dalam pembelajaran yang merupakan hasil penelitian para professor dan pakar pendidikan. Dan hal ini berlangsung secara terus-menerus sehingga membuat pendidikan di negeri ini menjadi sangat maju. Untuk kebutuhan pendidikan anak-anak, semua fasilitas yang tersedia disini baik sarana maupun prasarananya sangat menunjang bagi anak-anak. Sehingga bagi anak-anak, tinggal dan tumbuh kembang di negara ini sangatlah menyenangkan. Semua terjamin dengan kualitas yang sangat baik. Dan bagi orang-orang yang hidup dan lahir di negeri lain yang sedang berkembang, tentu saja semua yang tersedia untuk anak-anak di negeri Australia tersebut menjadi hal yang membuat iri.

Perlakuan orang dewasa baik guru, orangtua maupun pakar pendidikan kepada anak-anak dari usia bayi sampai usia dua belas tahun, luar biasa bagus. Namun sayang ketika mendekati remaja, mereka menganut paham kebebasan sehingga anak remaja sudah diperbolehkan untuk tinggal berpisah dari orangtua dan para anak remaja boleh menentukan jalan hidup sendiri. Dengan kondisi seperti ini mulailah timbul apa yang dinamakan anak yang tumbuh menjadi remaja yang mulai memberontak dengan prilaku antara lain berkata keras, bebas mengeluarkan pendapat, membantah orangtua bahkan mengecam dan menuding orangtua. Sementara itu budaya free sex tumbuh dimana-mana, para remaja diperbolehkan dan dibebaskan untuk membawa pasangannya baik laki-laki maupun perempuan di apartemen barunya yang terpisah dari orangtua dengan dibiayai oleh pemerintah. Para remaja ini mendapatkan allowance (tunjangan) untuk hidup sebagaimana orang dewasa, bebas dari tekanan dan aturan orangtua. Kebebasan dan hak azasi manusia sungguh menjadi dasar yang utama di negeri ini.

Kisah miris juga terjadi pada masyarakat muslim yang tinggal di negeri kangguru ini. Ketika seorang ayah menegur keras anak gadisnya dikarenakan anak gadisnya berhubungan dengan lelaki yang berwajah dan berprilaku kurang baik, memakai anting-anting, rambut dicat warna-warni, celana panjang sobek-sobek, lalu diketahui minum bir pula maka yang terjadi malah konflik antara ayah dengan anak gadisnya. Ayah muslim baik-baik mana yang mau anak gadis muslimahnya berhubungan mesra dengan lelaki seperti ini. Maka hubungan anak perempuannya dengan lelaki yang kurang baik tadi sangat dilarang dan berkali-kali menimbulkan konflik keras antara ayah dengan anak gadisnya. Sampai suatu hari sang ayah tidak tahan karena anak gadisnya sempat tidak pulang beberapa waktu, maka sang ayah pun menampar putrinya. Lalu ketika putrinya mengadukan hal ini kepada kawan-kawannya dengan memperlihatkan bekas tamparan ayahnya di pipi yang mulus itu, maka sang anak gadis itu dipengaruhi kawan-kawannya untuk melapor ke polisi. Alhasil sang ayah yang sebenarnya khawatir dan sayang kepada anak gadisnya ini, ditangkap polisi dan ditahan di penjara selama beberapa waktu lamanya.

Kisah ini diceritakan oleh seorang ibu jemaah pengajian yang merasa heran dengan sikap dan peraturan di negeri itu. Sungguh, kalau mau jujur tidak ada orangtua yang mau berpisah dari anaknya. Bahkan mereka sedih bila sudah tua karena tidak ada anak yang berkunjung atau memperhatikannya. Namun atas dasar hak asasi manusia seorang anak diperbolehkan berbuat apa saja, termasuk membantah orangtua dan bahkan berpisah dari orangtuanya. Padahal pendidikan anak-anak di negeri itu dari sejak masih kecil sangat bagus namun ketika menjelang dewasa (remaja), sistem yang berlaku membuat  banyak orangtua kehilangan anaknya, kehilangan dalam dua arti, kehilangan secara fisik (anak tidak pernah berjumpa lagi dengan orangtuanya) dan kehilangan secara maknawi (anak tidak dekat dan tidak peduli serta tidak ingat pada orangtuanya lagi).

Orangtua yang telah membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang sejak lahir, dengan mengikuti berbagai metode dan cara yang sangat bermutu, ketika menginjak remaja seperti kehilangan ikatan keluarga dikarenakan sistem yang katanya menjunjung hak asasi manusia. Hal tersebut bagaikan “membangun lego yang rumit dan bagus dengan susah payah, namun kemudian ketika lego itu sudah jadi akhirnya dihancurkannya sendiri dengan sistem yang tidak tepat.”

Sumber Artikel : www.Eramuslim.com

Baca Selengkapnya ....

Ketika Kalian Lebih Berharga Daripada Berlian

Posted by M Fitra Nurdiansyah 0 komentar
Lebih berharga dari berlian
Assalamualaikum Wr. Wb
“Mereka punya uang, tapi aku… Punya Kalian” “Ini gurunya anak saya,” dengan wajah bangga seorang bapak mengenalkan saya pada kawan-kawannya yang menunggu di sebuah airport di Kuala Lumpur. Dengan santun saya mengangguk dan kemudian minta ijin berlalu. Dengan bawaan yang cukup berat berupa buku-buku beraneka ragam, cukup menjadikan alasan bagi saya untuk segera berlalu dari keramaian dan segera duduk tenang di kursi tunggu. Lamunanku mulai terbit teratur antara lain :

Lamunan 1 :
‘Guru dan buku,’ Perpaduan yang sangat ideal, aku tak habis pikir mendengar salah seorang guru di
sebuah sekolah tidak suka membaca buku. ‘Akh bagi saya cukup dengan membuat rangkuman saja dan mengajar sesuai kisi-kisi yang sudah dituliskan,’ sergahnya ketika aku memicingkan mata, dengan raut tidak setuju.

Lamunan 2 :
Guru, jabatan yang disukai anak-anak perempuan kecil yang kerap menirukan tingkah polah sang guru, namun jabatan yang tidak diimpikan dan tidak menjadi gengsi bagi anak muda jaman sekarang.

Lamunan 3 :
Guru, sosok yang ditakuti orangtua murid, karena nasib dan masa depan anaknya ada di tangan sang
guru, terkadang malah lebih takut pada guru yang lembut daripada Satpam berkumis di pagar sekolah.

Lamunan 4 :
Guru, harus mengajar lebih dari sejumlah lingkaran yang bisa diraihnya, tak hanya mengejar nilai
tinggi, namun juga mendidik akhlaknya, memecahkan masalah anak didiknya, ikut sedih dalam
perceraian orangtuanya, ikut berduka dengan kematian kucingnya. Ya, guru selalu menghayati
problema sang anak didik.

Lamunan 5 :
Guru, ditangannya terdapat sejuta memory yang bisa diciptakan untuk membentuk karakter dan
kepribadian seorang anak.

Lamunan 6 :
Guru bukan pembantu. Tugas utama mendidik anak berada di tangan orangtua, tak dipungkiri guru
yang baik akan menghasilkan anak yang baik, namun dukungan orangtua yang baik akan menjadikan si anak sangat baik. Hanya orangtua suka lupa menyamakan sang guru dengan pembantu, terutama di kindy. Sosok guru nampak seperti setingkat diatas babysitter : Pekerjaan mendidik ditambah dengan membasuh baju anak yang kena ompol, kasih sayang dilihat dengan mata sebelah. Ingat guru bukan pembantu.

Lamunan 7 :
Guru bekerja dari pagi hingga petang : ditambah dengan adanya blackberry menjadikan kerja-kerja
semakin panjang bahkan waktu untuk anak didik lebih banyak daripada waktu untuk anak sendiri.

Lamunan 8 :
Guru, menjadikan bermutu dan berkualitas dalam seluruh waktunya membutuhkan usaha yang
sangat besar, namun hanya dengan bekal niat dan ikhlas saja, maka semua yang dilakukan hari itu
seketika menjadi amal jariyah. Seperti Midas, apapun yang disentuhnya menjadi emas.

Lamunan 9 :
Menurutku: tak adil bila sebuah sekolah hanya menerima murid bernilai sangat tinggi, hanya
menerima murid-murid yang sangat pandai saja. Bagiku: guru yang baik adalah guru yang mendidik
dari tidak bisa menjadi bisa. Bukanlah guru bila hanya mengajar anak yang sudah bisa dan terus
melanjutkan pada bab-bab berikutnya tanpa peduli ada anak yang termangu memandang bukunya,
seperti penumpang yang ketinggalan kereta.

Dan lamunanku di bandara Kuala Lumpur terhenti sampai disitu, ketika aku melihat sebuah majalah
yang didalamnya ada iklan tentang sebuah sekolah internasional di Bali, sangat mewah dan indah.
Terbersit sedikit rasa iri diujung tepi kiri hatiku… “Enak yah bila punya gedung sekolah yang mewah dan besar seperti ini, tidak bocor dan tidak merasa malu untuk menerima tamu.” Namun, segera aku beristighfar sembari mengembalikan majalah itu pada tempatnya. Aku berpikir “orang lain punya gedung bagus dan mewah untuk sekolahnya, namun aku hanya punya guru-guru bermutu yang tulus dan mudah dalam melakukan kerjanya.”
“Kalau mereka punya gedung dan uang, aku lebih bahagia daripada mereka, karena aku punya
kalian,” gumamku sambil memandangi blackberryku dan melihat isian picture dalam grup guru-guru
disekolahku.
Terlihat kreatifnya mereka yang lebih kreatif daripada yang diharapkan, dan ketika didalamnya
terdapat dedikasi maka kekuatan mengajar menjadi berlimpah dengan sedikit power bernama cinta
karena dakwah. Itulah guru-guruku yang sederhana namun mewah.

Dimataku mereka terlihat indah, walau aku sadar, kita bernaung di sebuah sekolah yang bergedung
sederhana namun berselimutkan cinta. Tak ada rasa sesal, karena aku tahu, ketika JISc ada karena Allah menghendaki, maka akan disediakannya rencana yang sangat indah yang terkadang ada diluar
skenario kita sebagai manusia. Wallahua’lam bishowab.

Selamat Hari Guru… Bagiku, setiap waktu adalah harimu
(Sore dalam perjalanan menuju JIBBs, sambil membawa 3 bungkus hadiah untuk pemilihan guru
terbaik di JIBBs)

Wassalamualaikum Wr. Wb
Mam Fifi,
(Yang mencintaimu dengan sederhana, yang bangga memiliki kalian, guru-guru yang bermutu)
Kalau mereka punya uang maka aku punya kalian… Lebih berharga daripada berlian…

Artikel ini dikutip dari www.Eramuslim.com

Baca Selengkapnya ....

Teori Pendidikan Mana Yang Terbaik

Posted by M Fitra Nurdiansyah 0 komentar
Pendidikan
“Sebaiknya ibu mengatakan pada anak ibu bahwa sekolah dimana-mana sama saja. Ibu juga sebaiknya harus mendisiplinkan anak ibu bahwa biaya sekolah itu cukup mahal. Anak-anak diajarkan juga untuk mengerti kondisi bahwa orangtua telah menyekolahkan anak dengan susah payah, apalagi bila sekolahnya itu adalah sekolah favorit maka sebaiknya si anak harus beradaptasi dan membiasakan diri dengan hal-hal yang tidak nyaman untuk menjadi nyaman dan berusaha sebaik-baiknya karena peluang sebagai anak yang diterima di sebuah sekolah favorit sangatlah tidak mudah. Seorang anak harus mengerti apa arti syukur. Ibu-ibu ingat, sebuah ayat yang menyatakan bahwa bila kita bersyukur maka akan ditambah nikmatnya, bila tidak bersyukur maka siksaKu sangat pedih, sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran surah Ibrahim ayat 7.”

Uraian panjang lebar dari ustadz Ghufron membuat hati bu Maya sangat tidak nyaman. Siapa sih anak di dunia ini yang mau punya suasana sekolah tidak enak. Semua orangtua pastilah sedih bila melihat anaknya tidak mampu beradaptasi dan tidak memiliki kawan di sekolah yang baru, walaupun sekolah tersebut dikenal sebagai sekolah terbaik dan dikenal sebagai sekolah favorit, jadi rebutan dan hanya anak-anak pintar saja yang diterima di sekolah tersebut. Ditambah lagi teori sang ustadz terhadap kondisi anak bu Maya, sungguh hal ini tidak sesuai dan tidak nyaman bagi bu Maya sendiri yang sangat tahu anaknya seperti apa.

Ingin menyanggah sang ustadz, namun waktu bu Maya tidak memungkinkan dan rasanya tidak sopan. Budaya di Indonesia, seorang ustadz atau pembicara adalah benar dan selalu benar, sementara si pendengar adalah pihak yang diberitahu, maka membuat bu Maya menjadi malas untuk menyanggah. Tujuan bu Maya untuk ikut acara seminar pendidikan sehari ini adalah agar mendapatkan ilmu mengenai pendidikan anak. Di sela sesi tanya jawab, bu Maya menanyakan: bagaimana agar anaknya betah di sekolah dan mampu beradaptasi dengan baik karena bila dikeluarkan dari sekolah rasanya sangat sayang karena sekolahnya adalah sekolah favorit yang masuknya pun sangat susah. Namun bu Maya tidak mendapatkan apa yang diinginkannya.

Ya, bu Maya benar dan sang ustadz pun tidak salah.

Tidak ada kata absolut atau mutlak benar untuk sebuah kasus, apalagi kasus tersebut menimpa personal. Maka yang paling tahu apa yang harus dilakukan adalah orangtua anak itu sendiri karena sebuah kasus yang menimpa seorang anak itu dilihat daripada latar belakang keluarga dan background kehidupan sebelumnya. Selain itu masa kecil si anak, perlakuan orangtua pada anak dan banyak lagi, pola asuh orangtua yang sedikit banyak mempengaruhi keadaan dan kehidupan serta kebiasaan si anak, juga mempengaruhi kasus-kasus yang terjadi pada seorang anak.

Teori pendidikan tidak ada yang seratus persen benar atau tepat, yang sebetulnya terjadi adalah cocok atau tidaknya kita dengan teori tersebut, tepat atau tidak teori tersebut dengan kasus kita dan hal ini semua kembali pada keluarga masing-masing. Istilahnya bagaimana mereka mendidik anak, maka kasus-kasus dan penyelesaiannya akan tergantung pada pola didik dan pikiran sang orangtua bukan tergantung pada pendidikan manapun. Jadi seorang ibu atau ayah tidak perlu terlalu repot ikut seminar pendidikan setiap minggu, ikutlah hanya sebagai sarana untuk menambah ilmu dan menambah wawasan. Namun setiap keputusan maupun jalan pendidikan yang dibuat adalah tergantung pada orangtua itu sendiri, tidak tergantung pada seminar maupun teori manapun dan yang jelas solusi setiap anak dalam sebuah keluarga tentu saja berbeda walaupun anak tersebut datang dari rahim yang sama.

Jadi kembali pada kasus diatas, bila bu Maya ataupun banyak orangtua berharap bahwa masalah anaknya akan selesai dengan ceramah sang ustadz atau dengan trainer darimanapun, maka untuk menjawab semua permasalahan anak, ketahuilah bahwa kuncinya ada pada orangtua itu sendiri. Pahamilah sang anak sebagai individu sama sepertinya ketika diri kita juga ingin dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Carilah akar permasalahan yang membuat anak tidak betah, baru kemudian dicari solusi yang terbaik dengan tentunya tidak lepas memohon petunjuk dari Allah.

Artikel ini di kutip dari www.Eramuslim.com

Baca Selengkapnya ....

Manajemen dan Disiplin

Posted by M Fitra Nurdiansyah 0 komentar
Managemen dan Disiplin
Ketika aku memasak dan mengiris bawang, aku berpikir bahwa seorang ibu harus punya thinking skill dan juga managerial skill, agar hal ini tidak membuat hari-harinya habis hanya untuk urusan rumah tangga saja mulai  dari mengurus anak, cucian, jemuran, masak nasi yang kelebihan dan lain-lain. Syifa, anak gadisku dan aku ketika kami baru masuk garasi melihat ke kebun tempat kami menjemur pakaian, “Ya Allah, aku stress deh Mi lihat pakaian dimana-mana, ada yang di kamar, di jemuran, di keranjang cucian, kok kerjaan rumah ga habis-habis ya mi. Ini si Zaki sih pakai baju banyak, sebentar-sebentar ganti, disini tuh gak ada pembantu Zak, kalau gak perlu ga usah ganti baju lah” ucap Syifa merungut. “Ha.. ha.. ha..” aku hanya tertawa perlahan dan menjawab “ya udah Syifa, kerjakan semampunya saja, sisanya Umi yang mengerjakan.”

Ku Tanya lagi, “Syifa mampu menyetrika berapa lembar baju hari ini? Lima yah?” Tanyaku. Syifa mengatakan “tidak, Syifa setrika semuanaya saja Mi, baju kalau tidak disetrika kan gak enak, Umi masak saja Ok.” Aku mengerti perasaan Syifa anakku dan mungkin banyak ibu rumah tangga lainnya yang sudah stress duluan melihat kerja rumah tangga yang menumpuk.

Intinya adalah manajemen waktu, manajemen pekerjaan dan jangan menunda melakukan segala sesuatu. Bila bisa dikerjakan hari ini, yaa kerjakan segera, juga disiplinkan semua anggota keluarga agar masing-masing membereskan dan merapikan barangnya masing-masing. Intinya semua adalah manajemen, manajemen dan disiplin. Sebagai contoh, aku tidak mengiris bawang setiap hari, aku mengiris bawang seminggu sekali dan semua irisan aku simpan di kotak plastik, simpan di kulkas dan ketika mau dipakai tinggal ambil saja lalu kembalikan kembali ke kulkas, juga waktu memasak aku batasi hanya 45 menit sehari tidak lebih. Beres-beres rumah hampir tidak pernah, karena tidak ada barang di rumah, bila ada mainan anak-anak, maka dia wajib membereskan kembali semua mainan dan dikembalikan pada kotak mainannya kalau tidak, maka anak tidak boleh main lagi pada hari itu. Namun anak harus diajarkan dimana harus membuang sampah, dimana harus makan, dimana harus meletakkan mainan dan mengembalikannya.

Artikel ini diambil dari www.Eramuslim.com

Baca Selengkapnya ....

Ketika Anak Yang Soleh Lupa Berdoa

Posted by M Fitra Nurdiansyah 0 komentar
Anak Soleh
Ingat maupun tidak, tapi hadist mengenai anak soleh akan mendoakan orangtua, atau anak yang soleh doanya dikabulkan dan akan menolong orangtua ketika di akhirat kelak sangat familiar ditelinga bu Nisa.

Orang tua mana yang tidak mau punya anak yang soleh, segala cara terus dilakukan untuk mendapatkan anak yang soleh. Baik menyekolahkan ditempat yang mahal, yang agamanya bagus, sampai mengantar jauh keluar kota untuk mendapatkan anak yang soleh.

Ya,anak yang soleh harus diupayakan dan sudah merupakan kewajiban orangtua untuk men-solehan anaknya dengan cara yang benar.

Belajarlah anak yang soleh ini, dengan segenap kemampuannya, tawa riangnya membuat dia mampu atau tidak mampu menjadi anak yang soleh. Ada anak yang sebentar saja langsung menjadi soleh, ada anak yang lama sekali baru soleh, ada juga anak yang dipukulin dulu baru soleh. Ada juga anak yang setelah ibu atau ayahnya meninggal baru soleh, memyesal dan teringat semua kata-kata dan nasehat orang tua-nya ketik masih hidup. Selain itu, ada juga anak yang sama sekali tidak soleh, atau gagal menjadi anak yang soleh, bahkan mental dan membenci semua yang berbau Islam, berbau agama, naudzubillhmindzalika.

Orangtua memang harus lelah untuk menjadikan anaknya soleh, bahkan bagi oangtua yang sudah bersusah payah menjadikan anaknya soleh; berdoa setia malam, dan mendatangkan guru dan ustad untuk mengajari anaknya dengan harapan dapat mensolehkan anaknya. Namun, ternyata anak soleh tidak kunjung juga didapatkan, jangan bersedih hati, percayalah Allah tidak tidur.

Panci yang dipakai untuk masak rendang berhari-hari, tentu saja dasar panci akan mengeras dan berwarna hitam, walau akhirnya dipakai untuk sup sekalipun, sang panci tetap berwarna hitam bekas rendang. Maka walau anak yang soleh pada akhirnya tidak sesoleh yang diinginkan, semua pelajaran dan pendidikan untuk mensolehkan anak itu, tetap membekas dalam lubuk hatinya dalam pikirannya, dalam bawah sadarnya. Gerakan sholat yang pernah diajarkan, setiap kebaikan yang selalu dibisikkan, keinginan berbuat baik, ilmu-ilmu tersebut sudah tertanam dan membekas dalam dirinya! Hanya saja lingkungan yang akan mempengaruhinya, bila lingkungan buruk dan kurang nuansa agama, maka akan membuat sang anak tetap soleh dengan versi berbeda. Misal; anak yang dulunya dipesantren lalu menjadi artis sinetron atau penyanyi, maka lagu-lagu yang dibawakan masih religius, tidak liar juga, walau Iingkungannya adalah lingkungan perfileman/entertainment. Namun, keinginan untuk menjadi orang baik dalam lingkungan tersebut tetap ada, masih ada rambu- rambu dalam dirinya. Tidak ada kata sia-sia dalam mendidik anak yang soleh, yang sia sia adalah bila tidak mendidik.

Hanya saja yang suka lupa didengungkan para guru dan orangtua terhadap anaknya adalah menanamkan kebiasaan mendoakan orangtua, bukan dengan doa yang rutin; Rabbighfir lii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa.” Namun, doa yang betul-betul untuk orang tua yang dihayati dan dipahami, dan menanamkan betapa pentingnya arti doa kita bagi orangtua. Doa anak yang soleh bukan doa anak biasa, pertama soleh dulu, kedua adab berdoa dan pentingnya doa tersebut, kalau perrlu sebuah sekolah bagus juga bila mengadakan rutinitas pagi berupa doa bagi orangtua, dimana anak-anak diajarkan dulu menulis dan berpikir doa apa yang sebaiknya dilantunkan buat orangtua.

Tiga hari lagi bu Nisa ulang tahun, dan yang dipikirkannya bukan hadiah dari anak-anak berupa kado ini atau kado itu, tetapi berupa doa yang sudah disiapkn anak-anak sejak minggu lalu, doa yang berkualitas bukan doa yang dihafal beramai-ramai didalam kelas. Doa spesifik yang hanya anak kita lantunkan untuk orang tua tersayangnya.

Diasuh oleh Mam Fifi (Fifi Proklawati Jubilea SE, MSc.)
Beliau adalah founder and conceptor Jakarta Islamic School.

Artikel ini diambil dari www.Eramuslim.com

Baca Selengkapnya ....

8 Manfaat Madu Yang Mengejutkan

Posted by M Fitra Nurdiansyah Minggu, 14 April 2013 0 komentar

Berikut adalah delapan manfaat madu yang mengejutkan untuk kesehatan Anda

Manfaat Madu
8 Manfaat Madu Untuk Kesehatan
Madu memiliki banyak sifat penyembuhan. Secara tradisional, madu mentah telah digunakan untuk membantu beberapa orang melawan alergi musiman dan juga dapat membantu menyingkirkan bakteri yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan.

Berikut adalah delapan manfaat madu yang lain :

1. Ini adalah pemanis alami


Madu adalah pemanis alami yang dapat Anda temukan. Anda mungkin pernah mendengar orang-orang meletakkan madu dalam teh mereka bukan gula rafinasi atau gula pengganti dalam memasak. Namun, tetap sadar bahwa madu masih gula dan harus dikonsumsi di moderasi.

2. Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh Anda


Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Science Pangan dan Pertanian menunjukkan bahwa madu memiliki sifat tertentu yang mencegah pertumbuhan tumor. Antioksidan dalam madu juga dapat melindungi sistem kekebalan tubuh dan menghilangkan penyakit seperti pilek dan flu.

3. Menenangkan sakit tenggorokan


Madu merupakan penekan batuk. Dalam kasus sakit tenggorokan yang sering menyertai pilek atau batuk, madu merupakan pelumas yang ideal untuk tenggorokan. Cobalah berkumur dengan rumah madu untuk menenangkan sakit tenggorokan. Namun perlu diingat bahwa anak-anak di bawah satu tahun tidak boleh makan madu, karena bisa menyebabkan botulisme pada bayi.

4. Menyembuhkan mabuk


Madu merupakan sumber yang sangat terkonsentrasi fruktosa, suatu bentuk gula yang mempercepat oksidasi alkohol dalam hati. Makan madu di pagi hari setelah malam disiram membantu tubuh Anda menghilangkan alkohol tetap dalam tubuh Anda.

5. Melawan Insomnia


Madu adalah karbohidrat untuk pencernaan lemak dan dengan demikian merangsang pelepasan insulin dan tindakan ini merangsang triptofan (suatu senyawa yang membuat kita mengantuk). Jika Anda mengalami kesulitan tidur, mengambil segelas susu hangat dengan madu sebelum tidur. Panas dari susu panas meningkatkan efek triptofan.

6. Meningkatkan kinerja atletik Anda


Daripada menyesuaikan karbohidrat Anda dengan kekurangan minuman olahraga atau makan gula halus, cobalah sesendok madu untuk meningkatkan energi. Studi menunjukkan bahwa madu adalah salah satu karbohidrat yang paling efektif sebelum latihan karena mudah dicerna dan dilepaskan dalam metabolisme pada kecepatan stabil.

7. Menyembuhkan luka dan luka bakar


Sifat antibakteri dan antijamur madu menghambat pertumbuhan bakteri. Sebelumnya, rumah sakit dan klinik menerapkan madu pada luka bakar dan luka terbuka untuk mencegah infeksi. Cobalah waktu berikutnya Anda mendapatkan luka, goresan atau luka bakar ringan, menaruh sedikit madu pada daerah yang terluka untuk mencegah infeksi. Tapi jangan lupa untuk menutupinya dengan perban. Juga, cobalah salep madu untuk meringankan gatal.

8. Melembabkan kulit dan rambut


Madu merupakan kondisioner yang sangat baik dan sering digunakan dalam masker karena membantu untuk menyerap dan menahan air. Campurkan madu dengan minyak zaitun untuk sampo alami atau mencobanya sebagai masker dan pengobatan pelembab bibir.

Baca Selengkapnya ....

Sitemap

Posted by M Fitra Nurdiansyah Kamis, 04 April 2013 0 komentar

Baca Selengkapnya ....
Blog Kangfit support Kampung Herbal Online Shop - Original design by Bamz | Copyright of Blog Personal Kang Fitra.